Kamis, 10 Juli 2014

Sejarah Drs. RMP Sosrokartono




SEJARAH Drs. RMP SOSROKARTONO




A.    Tempat Observasi     : Makam Drs. RMP Sosrokartono
B.    Latar Belakang        
Sejarah merupakan rangkaian masa lalu yang syarat akan makna bagi kehidupan manusia, baik untuk masa sekarang maupun masa yang akan datang. Kesadaran akan sejarah perlu ditumbuhkembangkan agar kita bisa mengenali jati diri dan menjadi masyarakat yang tidak mudah tergoyahkan dalam era glbalisasi yang membawa pengaruh demikian kuat sehingga mampu menggeser nilai-nilai kehidupan.
Upaya yang kami lakukan ini adalah melakukan studi lapangan di “Cagar Budaya Pemakaman Sedo Mukti Drs. RMP Sosrokartono” yang ada di desa Kaliputu. Dengan melakukan hal tersebut merupakan salah satu sumbangsih yang amat berharga dalam menanamkan kesadaran sejarah bagi masyarakat Kudus khususnya. Ini amat penting bagi pembaca pada umumnya, disamping untuk memberikan informasi historis, agar bisa dipetik nilai-nilai keteladanan dari para tokoh yang terlibat didalamnya, sebagai suri tauladan dalam kehidupan, juga bisa mengetahui kapada masyarakat tentang sebuah fakta sejarah.

C.     Hasil Observasi

A.    Sejarah Cagar Budaya Pemakaman Sedo Mukti Drs. RMP Sosrokartono
Nama RMP Sosrokartono adalah singkatan dari Raden Mas Panji Sosrokartono, beliau lahir di Mayong pada hari Rabu Pahing tanggal 10 April 1877 M. Beliau adalah putera R.M. Adipati Ario Sosroningrat, bupati Jepara. Semenjak kecil beliau sudah mempunyai keistimewaan, beliau cerdas dan mempunyai kemampuan membaca masa depan.
RMP Sosrokartono adalah kakak dari tokoh pejuang  emansipasi wanita yaitu RA Kartini. RA Kartini kini diakui sebagai Pahlawan Nasional, karena perjuangannya menegakkan kesetaraan pria dan wanita dalam memperoleh hak haknya.. Sementara RMP Sosrokartono kini ibarat tokoh yang terlupakan, meskipun ada sekelompok warga masyarakat yang mengenangnya sebagai pribadi yang luhur. Padahal sebenarnya RMP Sosro Kartono adalah seorang panutan dari RA Kartini.
RMP Sosrokartono adalah seorang tokoh yang hidup sederhana, tidak suka dengan kedudukan dan jabatan, serta suka menolong sesama. Semasa hidupnya RMP Sosrokartono tidak mempunyai istri, keturunan, murid, maupun wakil. Beliau berpendapat bahwa temannya adalah Allah.
Sehingga dengan melihat karakter RMP Sosrokartono itulah kemudian belaiau tidak ingin terkenal dan tidak ingin dikenal selain sebagai pribadi yang sangat sederhana yang suka menolong tanpa pamrih sebagaimana di yakini oleh beliau sehingga mampu menciptakan rumusan rumusan kehidupan sebagai Mandor Klungsu, Joko pring, Rumusan Ilmu Kantong Bolong, menciptakan ilmu Nglurug Tanpa Bala, Sugih Tanp Banda, Digdaya tanpa Aji dan lainnya.
Setelah tamat dari Eropesche Lagere School di Jepara, RMP Sosrokartono melanjutkan pendidikannya ke H.B.S. di Semarang. Pada tahun 1898 meneruskan sekolahnya ke negeri Belanda. Mula-mula masuk di sekolah Teknik Tinggi di Leiden, tetapi merasa tidak cocok, sehingga pindah ke Jurusan Bahasa dan Kesusastraan Timur. Beliau merupakan mahasiswa Indonesia pertama yang meneruskan pendidikan ke negeri Belanda, yang pada urutannya disusul oleh putera-putera Indonesia lainnya. Dengan menggenggam gelar Docterandus in de Oostersche Talen dari Perguruan Tinggi Leiden, beliau mengembara ke seluruh Eropa, menjelajahi pelbagai pekerjaan.
Pada tahun 1917, koran Amerika The New York Herald Tribune, di kota Wina, Ibukota Austria, membuka lowongan kerja sebagai wartawan perang untuk meliput Perang Dunia I. Salah satu tes adalah menyingkat-padatkan sebuah berita dalam bahasa Perancis yang panjangnya satu kolom menjadi berita yang terdiri atas kurang lebih 30 kata, dan harus ditulis dalam 4 bahasa yaitu Inggris, Spanyol, Rusia dan Perancis sendiri. Drs Raden Mas Panji Sosrokartono, putra Bumiputra yang ikut melamar, berhasil memeras berita itu menjadi 27 kata, sedangkan para pelamar lainnya lebih dari 30 kata. Persyaratan lainnya juga bisa dipenuhi oleh RMP Sosrokartono sehingga akhirnya ia terpilih sebagai wartawan perang surat kabar bergengsi Amerika, The New York Herald Tribune. Supaya pekerjaannya lancar ia juga diberi pangkat Mayor oleh Panglima Perang Amerika Serikat. 
RMP Sosrokartono seorang poliglot, ahli banyak bahasa. Ia menguasai 36 bahasa, yaitu 26 bahasa asing dan 10 bahasa suku di tanah Nusantara. Sebelum ia menjadi wartawan the New York Herald Tribune, ia bekerja sebagai penterjemah di Wina, ibukota Austria. Di Wina ia terkenal sebagai seorang “jenius dari Timur”. Ia juga bekerja sebagai wartawan beberapa surat kabar dan majalah di Eropa. Di dalam buku ‘Memoir’ Drs Muhammad Hatta diceritakan kalau RMP Sosrokartono mendapat gaji 1250 Dollar dari surat kabar Amerika.
Sebelum Perang Dunia I berakhir, pada bulan November 1918, RMP Sosrokartono terpilih oleh blok Sekutu menjadi penterjemah tunggal, karena ia satu-satunya pelamar yang memenuhi syarat-syarat mereka yaitu ahli bahasa dan budaya di Eropa dan juga bukan bangsa Eropa. Dalam ‘Memoir’ tulisan Drs Muhammad Hatta ditulis kalau RMP Sosrokartono juga menguasai bahasa Basque, menjadi penterjemah pasukan Sekutu kala melewati daerah suku Basque. Suku Basque adalah salah satu suku yang hidup di Spanyol.
 Ketika Perang Dunia I menjelang akhir, diadakan perundingan perdamaian rahasia antara pihak yang bertikai. Pihak-pihak yang berunding naik kereta api yang kemudian berhenti di hutan Compaigne di Perancis Selatan. Di dalam kereta api, pihak yang bertikai melakukan perundingan perdamaian rahasia. Di sekitar tempat perundingan telah dijaga ketat oleh tentara dan tidak sembarangan orang apalagi wartawan boleh mendekati tempat perundingan dalam radius 1 km. Semua hasil perundingan perdamaian rahasia tidak boleh disiarkan, dikenakan embargo sampai perundingan yang resmi berlangsung. Dalam Sejarah Dunia, Perundingan Perdamaian Perang Dunia ke I yang resmi berlangsung di kota Versailles, di Perancis. Dan dengan kecerdasannya RMP Sosrokartono bisa mendapat hasil perundingan perdamaian yang amat dirahasiakan dan dijaga ketat. Itu merupakan salah satu prestasi luar biasa RMP Sosrokartono sebagai wartawan perang. 
Tahun 1919 didirikan Liga Bangsa-Bangsa (League of Nations) atas prakarsa Presiden Amerika Serikat Woodrow Wilson. Dari tahun 1919 sampai 1921, RMP Sosrokartono, anak Bumiputra, mampu menjabat sebagai Kepala Penterjemah untuk semua bahasa yang digunakan di Liga Bangsa-Bangsa. Ia berhasil mengalahkan poliglot-poliglot dari Eropa dan Amerika sehingga meraih jabatan tersebut. Liga Bangsa-Bangsa kemudian berubah nama menjadi Perserikatan Bangsa-Bangsa (United Nations Organization) pada tahun 1921. Tahun 1919 RMP Sosrokartono juga diangkat menjadi Atase Kebudayaan di Kedutaan Besar Perancis di Belanda.
Sampai suatu ketika terdengar berita tentang sakitnya seorang anak berumur ± 12 tahun. Anak itu adalah anak dari kenalannya yang menderita sakit keras, yang tak kunjung sembuh meki sudah diobati oleh beberapa dokter. Dengan dorongan hati yang penuh dengan cinta kasih dan hasrat yang besar untuk meringankan penderitaan orang lain, saat itu juga beliau menjenguk anak kenalannya yang sakit parah itu. Sesampainya di sana, beliau langsung meletakkan tangannya di atas dahi anak itu dan terjadilah sebuah keajaiban. Tiba-tiba si bocah yang sakit itu mulai membaik dengan hitungan detik, dan hari itu juga ia pun sembuh. Kejadian itu membuat orang-orang yang tengah hadir di sana terheran-heran, termasuk juga dokter-dokter yang telah gagal menyembuhkan penyakit anak itu. Setelah itu, ada seorang ahli Psychiatrie dan Hypnose yang menjelaskan bahwa sebenarnya Drs. R.M.P. Sosrokartono mempunyai daya pesoonalijke magneetisme yang besar sekali yang tak disadari olehnya.
Mendengar penjelasan tersebut, akhirnya beliau merenungkan dirinya dan memutuskan menghentikan pekerjaannya di Jenewa dan pergi ke Paris untuk belajar Psychometrie dan Psychotecniek di sebuah perguruan tinggi di kota itu. Akan tetapi, karena beliau adalah lulusan Bahasa dan Sastra, maka di sana beliau hanya diterima sebagai toehoorder saja, sebab di Perguruan Tinggi tersebut secara khusus hanya disediakan untuk mahasiswa-mahasiswa lulusan medisch dokter.Beliau kecewa, karena di sana beliau hanya dapat mengikuti mata kuliah yang sangat terbatas, tidak sesuai dengan harapan beliau. Di sela-sela hati yang digendam kecewa, datanglah ilham untuk kembali saja ke tanah airnya.
RMP Sosrokartono pulang ke tanah air tahun 1925. Ia kemudian menetap di kota Bandung. Supaya RMP Sosrokartono tidak ikut kegiatan politik yang sedang marak saat itu. RMP Sosrokartono kemudian ditawari berbagai jabatan dari Pemerintah Kolonial Belanda seperti jabatan Bupati, Adviseur Voor Inlandse Zaken dan Direktur pada Museum Bataviaasch Genootschaap Van Kunsten en Wetenschappen di Jakarta. Namun tawaran jabatan itu ditolak RMP Sosrokartono. RMP Sosrokartono memilih menjadi Kepala Sekolah di Perguruan Taman Siswa, nationale Middlebare School yang baru didirikan di Bandung. Guru-guru di sekolah Taman Siswa itu antara lain Ir Soekarno, Dr Samsi, Mr Sunario dan Mr Usman Sastroamidjoyo.
Tahun 1927, RMP Sosrokartono terpaksa keluar dari Perguruan Taman Siswa karena tekanan Pemerintah Kolonial Belanda terhadapnya sudah tak tertahankan lagi. RMP Sosrokartono kemudian sering melakukan ‘tarak brata’, tidak mau menikmati kemewahan, bahkan dalam beberapa hari di tiap harinya beliau hanya makan dua buah cabe atau sebuah pisang. Selanjutnya ia jadi suka berpuasa tanpa berbuka dan bersahur, dan juga tidak tidur selama berhari-hari, biasanya sampai 40 hari lebih.
Pada tanggal 30 April 1930 RMP Sosrokartono mendirikan Rumah pengobatan Pondok Darussalam (tempat nan damai) yang merupakan rumah panggung yang terbuat dari kayu dengan dinding bambu. Rumah itu dibangun memanjang membentuk huruf L sepanjang Jalan Pungkur Bandung (sekarang Jalan Dewi Sartika). Bangunan itu tepat berada di depan terminal angkutan kota Kebun Kelapa sekarang.Kini bangunan itu sudah tidak ada lagi. Penghuninya sudah berganti, begitu juga nomor rumahnya, yang sudah memakai nomor baru yang dipakai sejak 1960-an.
Orang Jawa yang berobat kepadanya menyebut beliau ‘Ndoro Sosro’, Orang Sunda menyebutnya ‘Dokter Cai’ atau ‘Juragan Dokter Cai Pengeran’ atau Dokter Alif, Orang Belanda dan Indo Belanda menyebutnya ‘Oom Sos’ dan kalangan kedokteran menyebutnya ‘Wonder Dokter’ (bahasa Belanda artinya dokter ajaib). 
Ketika di Pondok Darussalam, RMP Sosrokartono sering ditemui oleh Ir Soekarno. Beliau menggoreskan huruf Alif di atas kertas putih seukuran prangko dan menyelipkannya ke dalam peci Ir Soekarno. Ir Soekarno pula  kerap datang untuk belajar bahasa kepada Sosrokartono.
Pondok Darussalam, selain menjadi rumah pengobatan, juga sebuah perpustakaan. Di perpustakaan inilah tokoh pergerakan Indonesia sering berkumpul, termasuk Ir Soekarno. Bung Karno juga diminta mengajar di sekolah itu bersama Dr Samsi dan Soenarjo SH. Gedung ini juga dipakai oleh Partai Nasional Indonesia dan Indonesisch Nationale Padvinders Organisastie pimpinan Abdoel Rachim, mertua Bung Hatta. Kepeloporan Kartono sebagai tokoh pendidikan inilah yang hendak dikenangSukadiah Pringgohardjoso, mantan Duta Besar RI untuk Denmark (1981-1984).
Pada hari Jum'at Pahing, tanggal 8 februari 1952 di rumah Jl. Pungkur No. 19 Bandung, yang terkenal dengan sebutan Pondok Darussalam, Drs. R.M.P. Sosrokartono kembali ke Sang Pencipta dengan tenang dan tentram. Beliau kemudian dibawa ke Kudus dan dimakamkan di Pemakaman Sedo Mukti, Desa Kaliputu, Kudus, Jawa Tengah. Di sebelah kiri makam Drs. R.M.P. Sosrokartono terdapat makam ibunya Nyai Ngasirah (sebagai penghormatan maka di bangun Gedung Ngasirah) dan bapaknya RMA Sosroningrat. Beliau dimakamkan di Pemakaman Sedo Mukti karena pemakaman tersebut adalah pemakaman keluarganya. Pemakaman tersebut telah ada sejak buyut beliau yaitu Kandjeng Pangeran Ario Tjondronagoro IV (Bupati Kudus-Demak 1837-1865).
Kandjeng Pangeran Ario Tjondronagoro IV memberi pesan agar semua keturunan beliau harus di makamkan di Pemakaman Sedo Mukti. Maka dari itu Drs. R.M.P. Sosrokartono di makamkan di Pemakaman Sedo Mukti. Pemakaman tersebut sangat luas, dan luasnya mencapai 2 hektar. Tetapi untuk RA Kartini tidak di makamkan di Pemakaman Sedo Mukti, karena beliau di makamkan dekat dengan suaminya di Jepara. Padahal sampai sekarang masih ada lahan kosong yang dalu sudah disiapkan untuk pemakaman RA kartini. Sampai sekarang lahan itu dibiarkan tetap kosong, lahan yang kosong tersebut ada di samping makam Drs. R.M.P. Sosrokartono.
B.     Silsilah Keluarga Drs. RMP Sosrokartono
Ø  PRABU BRAWIJAYA (Raja Majapahit)
Ø  LIMBU NIRYOSO (Panembahan Bromo)
Ø  MENAK SIMBAR (Adipati Puger)
Ø  MENAK SUMENDO (Adipati Blambangan)
Ø  MENAK GANDORE (Adipati Babadan)
Ø  MENAK WARDATI Lumajang Tengah (Adipati Toposono)
Ø  MENAK LOEMPAT Blambangan (Sinuhun Rebut Payung)
Ø  PANGERAN KEDAWUNG Blambangan (Sinuhun Wawalangan)
Ø  LANANG DANGIRAN (Kyai Brondong)
Ø  PANGERAN ONGGOWWIDJOJO
Ø  TUMENGGUNG TJONDRONEGORO I (Bupati Surabaya)
Ø  ADIPATI ARIO TJONDRONEGORO II (Bupati Lamongan/Pati)
Ø  ADIPATI ARIO TJONDRONEGORO III (Bupati Kudus)
Ø  PANGERAN ARIO TJONDRONEGORO IV (BupatiKudus/Demak) + RADEN AYU PANGERAN ARIO TJONDRONEGORO
Ø  R.N.A.A SOSRONINGRAT (Bupati Jepara) + M.A. NGASIRAH
Ø  RADEN MAS PANJI SOSROKARTONO
C.    Riwayat Singkat Drs. RMP Sosrokartono
10 April     1877  – R.M.P Sosrokartono lahir di desa mayong, kabupaten Jepara.
1892  – Tamat E.L.S. Jepara
1897  – Tamat H.B.S. di Semarang
1897 – Berangkat ke Negeri Belanda. Dia adalah mahasiswa Indonesia    
           pertama yang belajar di negeri Belanda.
1897 – 1899      – Kuliah di Techniscbe Hogeschool di Delft.
– R.M.P. Sosrokartono pidato di depan Kongres ke-25 Bahasa  dan Kesusteraan Belanda di Kota Gent (Belgia).
       – Kuliah di Fakultas Sastra dan Filsafat di Universiteit Leiden.
1901 – Sosrokartono lulus sebagai Sarjana Muda
1903 – Terbit Majalah “Bintang Hindia” di negeri Belanda di bawah
pimpinan Dr Abdul Rivai. Sosrokartono menjadi anggota redaksi Majalah tersebut.
8 Maret     1908  – Sosrokartono lulus sebagai Doctrorandus di Leiden.
10 Nopember 1908   – Sosrokartono salah seorang pendiri “Indische Vereenging”
di Den Haag, negeri Belanda.
1917  – Sosrokartono terpilih sebagai Wartawan Perang dari Surat
Kabar Amerika bernama “The New York Herald”, setelah mengalami testing yang sangat berat.
1918  – Sostrokartono terpilih oleh kelompok Blok Sekutu sebagai   
        Juru Bahasa Tunggal
1919  – Diangkat Pemerintah Perancis Sebagai Atase  pada kedutaan
      Besar Perancis di Den Haag, Negeri Belanda.

1920 – Diangkat sebagai juru bahasa pada Volkenbond di Genewa
(Swiss)
– Pernah menyembuhkan seorang anak Perancis di Genewa yang menderita sakit keras, di mana dokter-dokter lain tidak sanggup.
1921 – Meninggalkan Volkenbond, dan menjadi mahasiswa
Pendengar pada jurusan Psychometrie dan Psychoteknik pada universitas Sorbonne di Paris, dibawah pimpinan Prof, Dr. Charcos.
1925  – Sosrokartono pulang kembali ke Tanah Air, dan menetap
di kota Bandung.
1927 – Perguruan Taman Siswa mendirikan “Nationale Middelbare
School” di Bandung, dan Drs. R.M.P. Sosrokartono terpilih sebagai Direktur Sekolah. Para Gurunya antara lainterdiri dari : Ir. Soekarno, Dr. Samsi, Mr. Sunario, Soewandi, Mr. Usman Sastroamidjojo dan Iskandar Kartontenggolo.
1928 – Sosrokartono dengan mengenakan pakaian Jawa ala
Yogyakarta menghadiri latihan Kepanduan bersama-sama dengan Ir. Soekarno, dan lain-lain pemimpin pergerakan di Lapangan Tegallega bandung.
8 Pebruari  1952 – Drs. R.M.P. Sosrokartono wafat di Bandung. Keesokan
harinya diterbangkan dari Bandung ke Semarang, kemudian dimakamkan di Sido Mukti Kudus.
10 April  1977   – Seabad lahirnya Dr. R.M.P. Sosrokartono. Mr. Ahmad Subardjo
dengan diantar dan didampingi penulis Solichin Salam telah
mengadakan acara-ziarah khusus ke makam Sido Mukti Kudus.

D.    Peninggalan Sejarah di Cagar Budaya Pemakaman Sedo Mukti Drs. RMP Sosrokartono
Peninggalan Drs. RMP Sosrokartono di Pemakaman Sedo Mukti adalah huruf alif dan beberapa buku tentang beliau. Huruf Alif tersebut melambangkan Allah, Allah hanya satu, dan satu-satunya Tuhan yang wajib disembah.
Diungkapkan bahwa Drs. R.M.P. Sosrokartono memiliki tiga buah Alif, yaitu :
1.      Sang Alif warna hitam, dengan dasar putih.
2.      Sang Alif warna putih, dengan dasar biru muda.
3.      Sang Alif warna putih, dengan dasar merah.
Huruf alif tersebut dipakai oleh Drs. RMP Sosrokartono untuk mengobati orang sakit. Maksudnya disini adalah semua penyakit bisa disembuhkan atas dasar dan kehendak Allah. Ketika melayani dan mengobati orang-orang yang sakit, Drs. R.M.P. Sosrokartono selalu berdiri. Beilau kuat sekali berdiri berjam-jam atau berhari-hari. Setelah mengobati orang-orang sampai pukul 12 malam, Pondok Darussalam ditutup. Namun beliau tidak langsung tidur, beliau seringkali bermain catur sampai jam 3 atau 4 pagi, itupun beliau lakukan sambil berdiri.
Drs. RMP Sosrokartono sebenarnya tidak pernah membuat buku, tetapi karena beliau merupakan salah satu tokoh yang patut kita teladani, maka cantriknya (pengikutnya atau yang melayani beliau / bukan murid atau wakil) membuat buku yang semua isinya adalah tentang beliau dan pesan-pesan beliau. Semasa hidupnya Drs. RMP Sosrokartono ditemani oleh cantrik, dan cantrik itu bernama Sudiani. Sudiani merasa harus membukukan pesan-pesan serta perjalanan tentang Drs. RMP Sosrokartono, karena Sudiani adalah satu-satunya orang yang menggerti perjalanan hidup Drs. RMP Sosrokartono.

Buku-buku tentang Drs. RMP Sosrokartono adalah:
1.      Renungan Rebo Paing ke – XXIII
2.      Ilmu Kantong Bolong
3.      Sangkan Paraning Dumadi
4.      Kempalan Serat-serat
5.      Kumpulan Surat-surat Drs. RMP Sosrokartono
6.      Shantih Tuntunan Ethiko-Psikologik
7.      Gema Suara

E.     Nilai Sejarah yang Terkandung di Cagar Budaya Pemakaman Sedo Mukti Drs. RMP Sosrokartono
Nilai sejarah yang terkandung di cagar budaya Drs. RMP Sosrokartono antara lain adalah ajaran, perilaku, pesan-pesan dan amanat beliau yang sampai sekarang masih dikenang. Salah satu  di antaranya adalah:
1.      Berpendirian Catur Murti (4P)
Ada 4 hal yang di badan harus sama dan seimbang, yaitu Pikiran, Perasaan, Perbuatan, dan Perkataan. Disini maksudnya adalah untuk menjadi seseorang yang baik maka harus konsekuen.
2.      Trimah mawi pasrah. Suwung pamrih, tebih ajrih. Langgeng tan ana susah, tan ana seneng. Antheng mantheng sugeng jeneng.
Artinya, “Menerima dengan pasrah. Tiada pamrih, jauh dari takut. Abadi tiada duka, tiada suka. Tenang memusat, bahagia bertakhta.”

Ø  Trimah mawi pasrah
Konsep “trimah mawi Pasrah”, oleh Drs. RMP Sosrokartono, diperjelas dengan apa yang pernah beliau katakan di bawah ini :
“Ikhlas marang apa sing wes kelakon.
Trimah apa kang dilakoni.
Pasrah marang apa bakal ana.”
Artinya, “Ikhlas terhadap apa yang telah terjadi. Menerima apa yang dijalani. Pasrah terhadap apa yang akan ada.”
Jadi, selain bergandengan dengan ilmu sabar, ilmu pasrah dan ilmu trimah juga bergandengan dengan ilmu ikhlas, tidak mencari pamrih, tidak karena ingin dipuji, tidak pamer kepada orang lain. Apa yang telah terjadi, biarlah terjadi, karena kepasrahan akan membawa keridhaan, dan keridhaan akan membawa keikhlasan, dan itulah sabar, sebuah sifat yang sangat disukai oleh Tuhan.
“Trimah mawi Pasrah” juga dapat diartikan bahwa manusia hanya dapat berusaha, sedangkan Tuhanlah yang menentukan segalanya. Oleh karena itu, janganlah terlalu menyesali nasib, karena dibalik derita ada bahagia, dibalik kesusahan ada kemudahan. Yang pasrah akan mendapat kemudahan, yang ridha akan mendapatkan ganti, yang sabar akan mendapatkan kemuliaan dan yang ikhlas akan mendapat ketenangan dan kebahagiaan hati.

Ø  Suwung pamrih, tebih ajrih
” … Suwung pamrih, suwung ajrih, namung madosi barang ingkang sae, sedaya kula sumanggaken dhateng Gusti … “
Artinya, ” … Tiada pamrih, tiada takut, hanya mencari sesuatu yang baik, semua saya serahkan kepada Tuhan … “
“Yen kula ajrih, kenging dipun wastani ngandut pamrih utawi ancas ingkang boten sae.”
Artinya, “Jika saya takut, boleh dikatakan (bahwa saya) menyimpan pamrih atau niat yang tidak baik.”
“Luh ingkang medal sangking manah punika, dede luh ipun tangis pamrih, nanging luh peresanipun manah suwung pamrih.”
Artinya, “Air mata yang keluar dari hati ini, bukanlah air matanya tangis pamrih, tetapi air mata perasan hati yang kosong pamrih.”
Ketika kita menangis, menangislah karena syukur dan ikhlas, bukan karena menginginkan imbalan yang tak kunjung tiba. Apalah artinya menantikan imbalan, jika semua yang ada tak mengizinkan. Apalah artinya tangisan hanya gara-gara ingin dipuji, dibalas atau diberi, jika kemuliaan jauh dari kita. Yang terpenting adalah kedamaian, ketentraman, aman, kebahagiaan dan kemuliaan.
Pamrih itu hanya membuat seseorang menjadi penakut, picik, menderita, menjenuhkan, bahkan dapat membuat orang menjadi hina.
3.      Sugih tanpa bandha. Digdaya tanpa hadji. Ngalurug tanpa bala. Menang tanpa ngasoraken
Artinya, “Kaya tanpa harta. Sakti tanpa azimat. Menyerang tanpa balatentara. Menang tanpa merendahkan.”
Demikianlah kata-kata mutiara yang tertera pada salah satu batu nisan makam Drs. R.M.P. Sosrokartono di Sidhomukti Kudus.
Ajaran Drs. R.M.P. Sosrokartono ini tidak mengajak orang-orang Indonesia jadi orang yang melarat, miskin, tak punya harta, sehingga mudah dipermainkan oleh mereka yang berharta. Tapi sesungguhnya, kembali pada penjelasan bahwa orang kaya itu bukanlah karena banyak harta bendanya, melainkan orang kaya itu adalah orang yang kaya hatinya, yang kaya mentalnya.
4.      Kanthong Bolong
“Nulung pepadhane, ora nganggo mikir wayah, wadhuk, kanthong. Yen ana isi lumuntur marang sesami.”
Artinya, “Menolong sesama, tidak perlu memakai pikiran waktu, perut, saku. Jika (saku) berisi mengalir kepada sesama.”
Dengan demikian, maksud dari “Ilmu Kanthong Bolong” adalah sebuah pengetahuan konkrit tentang sebentuk tempat yang selalu kosong, yang secara pasti tempat itu tak pernah membiarkan sesuatu yang dimilikinya tetap ada, karena tempat itu berlobang, maka apapun yang ditaruh di sana selalu mengalir, sehingga menjadi kosong dan sunyi dari apa saja.
“Nulung tiyang kula tindakaken ing pundi-pundi, sak mangsa-mangsa, sak wanci-wanci.”
Maksudnya, menolong orang itu dilaksanakan di mana-mana, sewaktu-waktu, kapan saja.
Ø  Beberapa nama julukan Drs. RMP Sosrokartono yaitu:
1.      MANDOR KLUNGSU
Klungsu artinya biji asam, bentuknya kecil tapi keras (kuat) yang ketika ditanam dan dirawat sebaik-baiknya, maka akan menjelma sebuah pohon yang besar-kekar, berdaun rimbun dan berbuah lebat.
Bukan sekedar biji buah asam, melainkan kepala/pimpinannya. Pohon asam mulai dari pohon sampai bijinya, semua dapat dimanfaatkan. Selain itu, mempunyai sifat kokoh dan tegar. Ketika melihat kiprahnya sehari-hari, maka beliau hanya seorang Mandor, Mandor Klungsu, yang harus menjalankan perintah Sang Pimpinan (Tuhan), serta mempertanggungjawabkan semua karyanya selama itu kepada Tuhannya.
2.      JAKA PRING
Jaka adalah jejaka/laki-laki yang belum (tidak) menikah dan Pring adalah bambu.
Pohon bambu adalah pohon yang sekujur tubuhnya dapat dimanfaatkan oleh siapa saja yang berkepentingan dengannya. Pohon Bambu dapat dimanfaatkan untuk membuat rumah, mulai dari tiang, atap, dinding, pagar, sampai atap-atapnya. Bukankah orang-orang dahulu menjadikan daun bambu sebagai genteng rumah mereka? Ranting-rantingnya dapat dijadikan kayu bakar atau pagar. Bambu dapat digunakan untuk membuat balai-balai, sangkar, keranjang, tempayan, tembikar, kursi, dll. Cikal bakal dari pohon bambu dapat dimanfaatkan untuk sayur/dimakan. Yang jelas, semuanya dapat dimanfaatkan, semuanya dapat difungsikan atau dibutuhkan sesuai kehendak orang yang bersangkutan.
Satu hal lagi, jenis bambu itu bermacam-macam. Sesuai dengan hajat seseorang dalam memfungsikan bambu, maka ia mempunyai pilihan terhadap jenis bambu yang mana ia butuhkan. Apakah bambu pethung, bambu ori, bambu wuluh, bambu apus dan lain sebagainya.
Kutipan di atas juga mengutarakan bahwa, apapun jenis kita, bangsa kita, agama kita, ras, warna kulit, perbedaan bahasa dan suku kita, kita tetap sama, sama-sama tahu, sama-sama manusia.
Apapun jenis, warna dan bentuknya bambu, tetap bambu. Tak ada perbedaan, semua sama belaka. Manusia yang satu dengan manusia yang lain adalah sama. Seperti ketika beliau melakukan perjalanan ke luar Jawa, kemudian beliau bertemu oleh sekian jenis manusia dengan status sosial yang berbeda. Bagi beliau, semua manusia disejajarkan. Sikap egalitarisme tetap dijaga dan dilestarikan.
Dalam kondisi dan situasi bagaimanapun dan di manapun, ingat akan keterciptaan, teringat akan sesama, saling mengingatkan dan ingat kepada Tuhan Yang Maha Esa, Yang Maha Pemurah. Ketika manusia itu ingat kepada Tuhannya, maka Tuhanpun akan ingat kepadanya.

F.     Tradisi di Cagar Budaya Pemakaman Sedo Mukti Drs. RMP Sosrokartono
Dahulu setiap tanggal 10 April sering diadakan Syukuran dan do’a bersama oleh masyarakat untuk memperingati hari lahir Drs. RMP Sosrokartono. Tetapi sekarang sudah tidak diadakan lagi, karena tidak ada generasi penerus untuk melestarikan tradisi syukuran dan do’a bersama tersebut. Sudah sekitar lima tahun ini tradisi tersebut tidak ada.
Biasanya dahulu ketika ada syukuran dan do’a itu tidak hanya dihadiri oleh masyarakat Kudus saja, akan tetapi kebanyakan malah masyarakat dari luar kota yaitu Jakarta dan Surabaya. Masyarakat luar Kudus lebih mengenal beliau karena beliau dahulu tinggal bukan di Kudus.

G.    Pengaruh Cagar Budaya Pemakaman Sedo Mukti Drs. RMP Sosrokartono terhadap Masyarakat Kudus
Sebenarnya Cagar Budaya Pemakaman Sedo Mukti Drs. RMP Sosrokartono tidak berpengaruh terhadap massyarakat Kudus. Karena sesuai dengan sikap Drs. RMP Sosrokartono yang tidak ingin dikenal dengan masyarakat. Beliau lebih memilih untuk menyendiri. Maka dari itu sampai sekarang jarang ada orang yang mengenal Drs. RMP Sosrokartono. Sebaliknya yang dikenal dan dikenang oleh masyarakat adalah RA. Kartini.
Sebagai penghormatan kepada Drs. RMP Sosrokartono maka masyarakat Kudus yang mengenal beliau membuat jalan dengan nama Drs. RMP Sosrokartono. Jalan tersebut berada di depan Pemakaman Sedo Mukti. Dengan begitu diharapkan masyarakat Kudus mengenal dan selalu mengenang beliau.

H.    Upaya Pelestarian Cagar Budaya Pemakaman Sedo Mukti Drs. RMP Sosrokartono oleh Masyarakat Kudus
Upaya pelestarian Cagar Budaya Pemakaman Sedo Mukti Drs. RMP Sosrokartono oleh Masyarakat Kudus diantaranya adalah melalui media elektronik atau media cetak. Disini masyarakat Kudus yang mengenal Drs. RMP Sosrokartono mencoba untuk mengenalkan tentang Cagar Budaya Pemakaman Sedo Mukti kepada masyarakat luar. Usaha ini dibuktikan dengan adanya berita tentang Drs. RMP Sosrokartono yang disebutkan bahwa beliau adalah seorang tokoh yang terlupakan.
Riwayat dan biografi Drs. RMP Sosrokartono kini telah ada di internet, koran-koran, media elektronik, dan media cetak lainnya. Dengan begitu masyarakat akan lebih mudah untuk mengenal  Drs. RMP Sosrokartono.
D.     Kesimpulan
Drs. RMP Sosrokartono lahir di Mayong pada hari Rabu Pahing tanggal 10 April 1877 M. Beliau adalah putera R.M. Adipati Ario Sosroningrat, bupati Jepara. Beliau adalah kakak dari RA. Kartini. Semasa hidupnya RMP Sosrokartono tidak mempunyai istri, keturunan, murid, maupun wakil. Beliau merupakan mahasiswa Indonesia pertama yang meneruskan pendidikan ke negeri Belanda.
Pada hari Jum'at Pahing, tanggal 8 februari 1952 Drs. R.M.P. Sosrokartono kembali ke Sang Pencipta Beliau kemudian dibawa ke Kudus dan dimakamkan di Pemakaman Sedo Mukti, Desa Kaliputu, Kudus, Jawa Tengah. Pemakaman tersebuat adalah pemakaman keluarga yang telah ada sejak buyutnya yaitu  Kandjeng Pangeran Ario Tjondronagoro IV.
Pemakaman tersebut seluas 2 hektar, dan hanya untuk memakamkan keluarga dan keturunan dari Kandjeng Pangeran Ario Tjondronagoro IV. Pemakaman tersebut berada di Desa Kaliputu Kudus.

DAFTAR PUSTAKA
Subagio, Wibowo Ari. 2013. Terdapat pada RMP Sosro Kartono seorang tokoh Nasional Yang Terlupakan. Diposting pada 08 Desember 2011

Xendro. 2013. RM Panji Sosrokartono. Terdapat pada http://xendro.wordpress.com/2007/10/24/rm-panji-sosrokartono/.  Di posting pada 24 Oktober 2007

INFORMAN
a.      Nama              : T Sunarto
b.      Jabatan           : Juru Kunci
c.       Alamat            : Desa Kaliputu Kudus

Tidak ada komentar:

Posting Komentar